Apa Itu Megathrust? Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya

Megathrust adalah jenis patahan gempa bumi yang terjadi di zona subduksi, di mana satu lempeng tektonik menyelam di bawah lempeng lainnya. Zona subduksi merupakan area di batas pertemuan antara dua lempeng bumi, di mana lempeng samudra yang lebih padat dan tipis biasanya terdesak ke bawah lempeng benua yang lebih tebal dan kurang padat. Proses ini menghasilkan tekanan yang sangat besar di antara dua lempeng, yang pada akhirnya bisa menyebabkan patahan besar yang dikenal sebagai megathrust.

Ketika patahan megathrust terjadi, ia melepaskan energi dalam jumlah sangat besar yang dapat memicu gempa bumi berkekuatan tinggi, sering kali lebih dari Magnitudo 9. Gempa bumi ini juga berpotensi menyebabkan tsunami yang dahsyat karena pergeseran besar dasar laut yang menciptakan gelombang raksasa.

Asal Usul dan Sejarah

Istilah “megathrust” mulai dikenal dalam dunia geologi dan seismologi pada akhir abad ke-20, meskipun fenomena ini telah berlangsung selama jutaan tahun. Megathrust terjadi di banyak zona subduksi di dunia, termasuk di kawasan Pasifik, yang dikenal dengan istilah “Cincin Api” (Ring of Fire), sebuah wilayah dengan aktivitas tektonik dan vulkanik yang tinggi. Salah satu megathrust paling terkenal dalam sejarah modern adalah gempa bumi dan tsunami di Samudra Hindia pada tahun 2004, yang melanda berbagai negara seperti Indonesia, Thailand, India, dan Sri Lanka, serta menelan ratusan ribu korban jiwa.

Selain Samudra Hindia, zona megathrust yang aktif dan rawan terjadi gempa bumi besar antara lain zona subduksi di pantai barat Amerika Selatan (Chile), zona Cascadia di lepas pantai barat laut Amerika Utara, dan zona subduksi di sepanjang kepulauan Jepang.

Megathrust earthquakes memiliki potensi merusak yang besar karena skala energi yang dilepaskan serta lokasi yang sering berada di lautan, yang meningkatkan risiko tsunami.

Penyebab Megathrust: Sebuah Fenomena Alam yang Mengerikan

Bumi kita terdiri dari beberapa lempeng tektonik yang terus bergerak. Lempeng-lempeng ini bisa bertabrakan, bergerak menjauh, atau bahkan saling bergesekan. Salah satu jenis pergerakan yang paling kuat adalah ketika satu lempeng menyelam di bawah lempeng lainnya dalam zona subduksi, dan inilah yang dikenal sebagai megathrust. Megathrust adalah jenis patahan gempa bumi yang terjadi di zona subduksi, tempat lempeng samudra bertemu dengan lempeng benua. Akibat dari tekanan luar biasa yang terjadi di antara kedua lempeng tersebut, megathrust bisa memicu gempa bumi besar serta tsunami yang dahsyat.

Penyebab Terjadinya Megathrust

Megathrust disebabkan oleh interaksi kompleks antara lempeng-lempeng tektonik yang bertemu di zona subduksi. Lempeng samudra yang lebih padat dan lebih tipis mulai menyelam atau mengalami subduksi di bawah lempeng benua yang lebih tebal dan kurang padat. Saat proses subduksi ini berlangsung, lempeng-lempeng tektonik saling mendorong dan menekan dengan kekuatan luar biasa. Selama bertahun-tahun, tekanan tersebut terus meningkat karena lempeng-lempeng itu terkunci pada satu titik dan tidak bergerak.

Seiring waktu, tekanan ini akan mencapai titik puncaknya. Ketika lempeng-lempeng ini tidak lagi bisa menahan tekanan yang terkumpul, terjadi patahan besar di antara lempeng-lempeng tersebut. Patahan ini melepaskan energi dalam jumlah besar dalam bentuk gempa bumi. Pada megathrust, gempa bumi yang dihasilkan cenderung sangat kuat, bahkan bisa mencapai Magnitudo 9 atau lebih. Selain itu, pergeseran besar di dasar laut ini juga dapat menyebabkan tsunami yang sangat besar karena air laut terdorong dengan cepat dan kuat.

Beberapa wilayah di dunia yang rawan megathrust termasuk Cincin Api Pasifik (Ring of Fire), pantai barat Amerika Selatan, zona Cascadia di lepas pantai Amerika Utara, serta zona subduksi di sepanjang Jepang dan Indonesia.

Sekarang, mari kita pahami megathrust dengan bahasa yang lebih sederhana.

Apa Itu Megathrust? Bayangkan jika kamu menumpuk dua buku di atas meja. Salah satu buku kamu dorong ke bawah buku yang lain, tetapi selama dorongan, mereka terjebak di tempat. Kamu terus mendorong sampai akhirnya tumpukan buku itu bergerak dengan sangat cepat dan keras. Ini mirip dengan apa yang terjadi di dalam bumi antara dua lempeng tektonik saat megathrust terjadi.

Penyebabnya:

Di dalam bumi, ada beberapa lempeng besar yang terus bergerak. Mereka bergerak perlahan, namun kuat. Jika dua lempeng bertabrakan, yang lebih berat, biasanya lempeng samudra, akan menyelam di bawah yang lebih ringan, seperti lempeng benua. Namun, saat mereka bertemu, ada begitu banyak tekanan yang membuat lempeng-lempeng itu terjebak dan terkunci. Tekanan ini bisa berlangsung selama ratusan bahkan ribuan tahun.

Seiring waktu, tekanan semakin besar. Akhirnya, ketika lempeng-lempeng itu tidak dapat menahan tekanan lagi, mereka patah dan bergerak dengan sangat cepat. Inilah yang kita sebut sebagai gempa bumi. Dan jika ini terjadi di bawah laut, air laut akan ikut terdorong sehingga menghasilkan tsunami besar.

Apa Dampaknya? Megathrust bisa menyebabkan gempa bumi besar, bahkan lebih besar dari gempa biasa. Gempa bumi megathrust bisa menghancurkan bangunan, jalanan, dan infrastruktur lainnya. Jika terjadi di bawah laut, bisa juga menimbulkan tsunami yang dapat menyapu pantai dan menyebabkan kerusakan besar.

Contoh Megathrust Terkenal: Kamu mungkin pernah mendengar tentang gempa bumi dan tsunami di Samudra Hindia tahun 2004. Itu adalah salah satu contoh megathrust terbesar yang pernah terjadi. Gempa tersebut sangat kuat dan menyebabkan tsunami yang menghantam banyak negara, termasuk Indonesia. Tsunami ini sangat besar dan menghancurkan banyak kota di sepanjang pantai.

Kesimpulan

Megathrust adalah salah satu jenis gempa bumi paling berbahaya karena kekuatan energinya yang luar biasa dan potensi untuk menimbulkan tsunami. Penting bagi kita untuk memahami apa yang menyebabkan megathrust agar kita bisa lebih siap dalam menghadapi bencana alam ini, terutama bagi negara-negara yang berada di kawasan rawan gempa dan tsunami.

sumber: ujione.id

You might also like